From Krypton To Earth

Udah pada nonton Man of Steel alias Superman terbaru? Well, sebenarnya saya ga inget cerita film-film Superman yang sebelumnya dan apakah mereka sekuensial. Tapi film ini cukup bagus dan inspiring. It’s recommended to watch. Ga bermaksud spoiler buat yang belum nonton, hehe.. Just please let me share something about this. 😉

(http://ggjournal.com/2013/06/10/monday-briefing-man-of-steel-and-atlantis/)

Di film Superman yang terbaru, Kal-El (nama Krypton Clark Kent) merupakan seorang keturunan murni ras Krypton yang kita tahu merupakan ras yang wow. Kal-El “diinjeksikan” lagi oleh Ayah dan Ibunya dengan kekuatan Codex yang merupakan kumpulan sel-sel keturunan Krypton yang membuatnya makin kuat lagi. Simply, Kal-El adalah seorang yang amat sakti mandraguna sejak lahir dan dapat dipastikan pula ia akan menjadi seorang dewasa yang kuat.

Nyatanya, ketika Kal-El bayi terpaksa dilayarkan ke Bumi dan dibesarkan oleh orang tua barunya, ia menjadi seorang yang sangat lemah. Saat bayi, ia tak bisa bernapas dengan normal. Setiap malam ia kesulitan bernapas dan seperti enggan hidup. Begitu pula ketika Kal-El beranjak remaja, ia tidak mampu menguasai dirinya sehingga kekuatannya seketika adalah kelemahannya. Ini pun mengakibatkan bullying berkepanjangan dari teman-teman sekolahnya.

Beruntung, Clark Kent memiliki seorang Ayah dan Ibu di Bumi yang amat bijaksana. Terutama, mengajarkannya untuk bersabar, fokus pada tujuan, dan mengatur kekuatan yang berlebihan dalam dirinya. Bertahun-tahun upayanya untuk menjadi makhluk Bumi begitu payah. Bahkan seorang superpower bernama Kal-El butuh 31 tahun untuk benar-benar menguasai dirinya.

Setelah ia mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui sepanjang hidupnya, ia sadar bahwa ia benar-benar bisa mengarahkan dirinya. Hingga Kal-El dewasa pun dapat menstabilkan kekuatannya. Dalam film tersebut, kita dapat melihat adegan Superman yang belajar terbang! Terbang dengan stabil dan mampu diarahkannya. Hmm, even a Superman learns to fly…

Secara sederhana, saya pikir ada benang merah yang menarik dari rangkaian cerita di atas. Bisa jadi kita amat superpower di suatu area, namun kita ternyata bisa tidak berdaya sama sekali jika tidak di area tersebut. Hal yang menarik adalah ketidakberdayaan itu terjadi bukan karena kekuatan kita yang menjadi tidak ada, tapi hal-hal lain di area tersebut yang membuat kita lumpuh.

Let say selama ini kamu di kampus adalah seorang yang dikenal, disegani, dan mungkin powerful. Setelah lulus, episode kehidupan baru dimulai. Masuklah kepada scene-scene yang amat baru, bahkan tidak terduga. Akankah kamu tetap dapat berlenggak-lenggok seperti saat kamu di kampus? Di saat keadaan begitu nyaman, segalanya under control, berani idealis, bahkan berteriak memaki mereka –orang ataupun sistem– yang menurutmu tidak berjalan semestinya.

Lalu saya kembali menatap diri dan bertanya, “Kamu harus keluar Bumi sekarang. Kesempatanmu untuk berlatih lebih keras dan menghajar monster-monster di luar angkasa sudah menunggu untuk diambil. Memang Bumi memerlukanmu, tapi yakinlah bahwa kekuatanmu terlalu besar untuk hanya menaklukkan monster-monster Bumi. Siapkah kamu terbang dan berpindah ke planet antah-berantah?”

I just faced this kind of situation and I was totally scared. For God sake, I’m not lying. Then I took a walk to throw this stress away, for an hour. A lot of worries were haunting my mind. A plenty of what-ifs did stuck in this head. Finally I got better with a question of, “what is the thing that obviously scared me now?” Yes, you’re right. There is none. Because all I need is to adapt, and to get to know what I do not know now. That simple. Because when I know about my new planet, I think no need to worry then.

As we watched in the movie, Clark Kent dibantu oleh kedua orang tuanya yang superbijak untuk mempelajari Bumi, serta menghadapi manusia-manusia di dalamnya. Mengenal Bumi dan perilakunya, kemudian menyesuaikan segalanya dengan apa yang dimiliki Clark. Dilengkapi oleh kehadiran Lois Lane yang membuat Clark semakin percaya diri karena kepercayaan yang diberi oleh orang-orang terdekatnya dan tahu benar kemampuannya. Akhirnya, khatamlah cerita Superman ini ketika ia mampu menguasai dirinya, mengoptimalkan kekuatannya, hingga berhasil menumbangkan musuhnya.

 

Sebuah pertanyaan tertinggal: Masa sih seorang Superman pernah takut dan khawatir terhadap dirinya? Bukankah dia superpower?

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allaah,” kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.” (QS. Al Ahqoof [46]: 13)

 

Alhamdulillaah… Beberapa waktu lalu saya mendapat taushiyah dari seorang teman yang ia dapat dari seorang ustadz tentang sebuah kalimat yang tersemat dalam ayat di atas. Pun dalam ayat lain yang mengandung kalimat serupa. Al Khouf, seperti yang kita tahu sebagai ‘ketakutan’ atau ‘kekhawatiran’, sebenarnya ada dua jenis.

Pertama, ketakutan yang datang dari diri sendiri. Misalnya ketika kita masih kecil dan sedang berada dalam pelukan ibu malam hari di rumah, seketika listrik padam. Pasti saat itu si anak kecil akan amat ketakutan, padahal sudah jelas tidak ada hal membahayakan atau yang membuat kita takut. Ditambah, dalam pelukan ibu. Ini ketakutan yang berasal dari dalam diri sendiri.

Kedua, ketakutan yang sumbernya dari luar diri kita. Misalnya ketika melihat seekor kecoa terbang di dekat kita, pasti kita (atau mungkin saya dan beberapa orang sejenis) akan ketakutan setengah mati. Atau ketakutan-ketakutan lain yang sumbernya jelas. Ketakutan yang kedua ini adalah ketakutan yang berasal dari luar diri kita.

Nah, yang Allaah jamin hilang dalam potongan ayat di atas adalah ketakutan yang kedua. Ketakutan dari luar diri kita. Jadi, wajar ketika kita merasa takut dalam suatu situasi dan mungkin dalam keadaan ruhiyah yang baik sekalipun. Well, even a Superman was. Hal yang perlu kita kenali adalah sumber ketakutan tersebut. Periksa betul dari mana datangnya, sehingga kita bisa men-treatment dengan benar. Kita akan segera menjawab ketakutan tersebut dengan fokus pada kekuatan dan mengarahkan kekuatan tersebut.

 

Sebuah kutipan inspiratif dari Amelia Mignonette Thermopolis Renaldi, the Princess of Genovia (film Princess Diaries), “Courage is not the absence of fear, but rather the judgment that something is more important than fear. The brave may not live forever, but the cautious do not live at all.” Yes, there is something more. Kata seorang teman, that something more is kemaslahatan yang besar, luas, dan panjang untuk ummat. Mintalah petunjuk kepada Allaah, then break your limit!

Thus my dear friends, keluar dari planet Kampus yang nyaman ini adalah keniscayaan. When we’re about to face a new planet, it may scared us. So I was. Jika alasan ketakutan itu jelas, maka solusikanlah segera dengan jelas juga. Sedangkan ketika ketakutan kita ga jelas dan terasa tak tersolusikan, curigailah sebenarnya alasan ketakutan itu sebenarnya ga pernah valid. Karena ketakutan itu kita yang mengada-adakan. Berhentilah berkata what if, mulailah segalanya dengan I believe.

Semoga ketakutan apapun itu akan segera hilang tersedot black hole dengan sebuah mantra: “don’t act like you don’t have Allaah.” It usually works. And thanks to Warner Bros for making this movie anyway. Wallaahu a’lam.

Leave a comment